Pergeseran Makna "Bajingan", dari Profesi Menjadi Maki

 

Ilustrasi gambar/ Pinterest

Opini, Naraya News - Istilah bajingan sekarang ini berkonotasi negatif. Padahal jika dilihat secara historisnya, bajingan menunjuk kepada sebuah profesi di tanah Jawa. Namun, sekarang ini makna bajingan bergeser menjadi kalimat makian. Bajingan adalah sebuah istilah yang muncul di tanah Jawa untuk menunjuk kepada seorang pengendara gerobak sapi (sopir).

Bajingan merupakan suatu profesi sopir gerobak sapi sekitar tahun 1940-an di daerah Banyumas yang saat itu akses transportasi masih terbatas. Masyarakat yang hendak berdagang ke kota atau sekadar mampir masih sangat bergantung pada gerobak sapi yang menjadi transportasi andalan selain jalan kaki. Namun kedatangan sopir gerobak sapi ini tidak menentu, bisa datang di pagi hari, siang hari, sore hari, bahkan malam hari. Karena ketidakpastian itu, banyak masyarakat terpaksa harus berjalan kaki dan tidak sedikit yang sambat (mengeluh) setelah menunggu lama. "Bajingan suwe tenan toh tekane!" (Bahasa Jawa) yang artinya "bajingan lama sekali sih datangnya!". Tidak di ketahui pasti dari mana asal kata bajingan ini dijadikan untuk menunjuk sebuah profesi yang kemudian sopir gerobak sapi itu dikenal sebagai bajingan.

Dari seringnya melontarkan kata bajingan itulah yang awalnya dikenal sebagai suatu profesi, bergeser menjadi kalimat umpatan. "Kowe iki sue tenan tekone koyo bajingan" (kamu ini lama sekali datangnya kaya bajingan). Desanti Arumingtyas Dyanningrat dalam karyanya berjudul Perancangan Buku Nilai Sejarah Dan Filosofi Mataram Islam Pada Gerobak Sapi, publikasi tahun 2018 menjelaskan bahwa "dalam kultur budaya Jawa kusir gerobak sapi disebut 'bajingan', singkatan dari bagusing jiwo angen-angening pangeran yang artinya orang baik yang dicintai Tuhan". Ia menambahkan, "Mulianya, pada saat perjuangan kemerdekaan,  bajingan jadi salah satu opsi dalam perang geilya untuk persembunyian para pejuang dibalik rumput dan hasil panen dalam gerobaknya", yang dikutip dari nationalgeographic.grid.id

Meski awalnya merupakan suatu istilah dari nama profesi yang mulia, lambat laun istilah tersebut mengalami pergeseran makna menjadi kalimat umpatan atau makian. Setelah teknologi dan alat transportasi yang sudah berkembang, tidak sedikit masyarakat yang kemudian beralih ke alat transportasi yang lain. Hal itu juga mengakibatkan semakin langkanya profesi bajingan di tanah Jawa. Bersamaan dengan hal itu juga, kata bajingan bergeser menjadi sesuatu yang tabu dan cenderung negatif.



Penulis : Ahmadnrdn

Editor : Caca

Lebih baru Lebih lama