Sejarah, Harapan, dan Kebebasan dalam Lagu "Donna Donna" Joan Baez

Ilustrasi gambar oleh wallpaperbetter.com

Opini, Naraya News - “Donna Donna” merupakan lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi sekaligus aktivis Joan Baez pada tahun 1960-an yang sampai detik ini masih nyaman untuk didengar. Menariknya, lagu ini menjadi salah satu soundtrack pada film "Gie" yang diadaptasi dari buku “Catatan Seorang Demonstran” karya Soe Hok Gie. Baik Joan Baez maupun Soe Hok Gie keduannya merupakan aktivis. Joan Baez merupakan seorang aktivis yang memperjuangkan hak sipil di negaranya Amerika Serikat dan Soe Hok Gie sendiri merupakan aktivis keturunan Tionghoa yang sangat kritis menentang kebijakan pemerintah orde lama dan orde baru.

Lirik dari lagu “Donna Donna” ini menceritakan tentang seekor anak sapi yang dibawa oleh petani ke pasar menggunakan kereta dengan cara diikat untuk dijual dan dibunuh tanpa tahu alasannya. Kemudian diatasnya ada burung walet yang terbang bebas kesana-kemari dan angin yang tertawa sepanjang hari melihat anak sapi itu. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan lirik dan terjemahan dari lagu “Donna Donna” Joan Baez.

On a waggon bound for market (Di sebuah gerbong yang membatasi pasar)

there`s a calf with a mournful eye. (ada seekor anak sapi dengan mata yang berduka).

High above him there`s a swallow, (Jauh tinggi di atasnya ada seekor burung layang layang),

winging swiftly through the sky. (mengepakkan sayap dengan cepat melintasi angkasa).

How the winds are laughing, (Betapa angin-angin itu tertawa),

they laugh with all their might. (mereka tertawa sekuat mereka).

Laugh and laugh the whole day through, (Tertawa dan tertawa sepanjang hari),

and half the summer`s night. (serta separuh malam musim panas).

Donna Donna, Donna, Donna

Donna, Donna, Donna, Don.

Donna, Donna, Donna, Donna

Donna, Donna, Donna, Don.

"Stop complaining!“ said the farmer, (“Berhentilah mengeluh!”, kata si Petani),

who told you a calf to be? (siapa suruh jadi anak sapi?)

Why don`t you have wings to fly with?, (Kenapa  kau tak punyai sayap untuk terbang?),

like the swallow so proud and free (Seperti burung layang-layang yang sangat bangga dan bebas).

Calves are easily bound and slaughtered, (Anak-anak sapi mudah diikat dan dibunuh),

never knowing the reason why. (tanpa tahu alasannya).

But whoever treasures freedom, (Tapi siapa pun yang mencari kebebasan),

like the swallow has learned to fly (seperti burung layang-layang, harus belajar terbang).

Dengan kombinasi dari petikan gitar dan suara yang merdu, Joan Baez dapat menyentuh hati setiap pendengarnya, ditambah tiap inci lirik lagunya memiliki makna yang sangat mendalam. Tetapi, terlepas dari rasa nyaman ketika mendengarkannya, lagu ini menjadi sebuah folksong bagi bangsa Yahudi. Dilansir dari berbagai sumber, lagu “Donna Donna” menggambarkan penderitaan bangsa Yahudi yang menjadi incaran Nazi pimpinan Adolf Hitler yang kemudian dibawa ke kamp konsentrasi untuk dibunuh secara keji. Lirik dari lagu ini dilatarbelakangi dari pengalaman penulisnya yang merupakan seorang anak Yahudi keturunan Khazar dari Negara Khazaria yang terletak diantara Laut Hitam dan Laut kaspia yang sekarang masuk kekuasaan Negara Georgia. Penulis menggambarkan tentang kejadian ayahnya yang diseret oleh tentara Nazi kemudian dibawa ke kamp konsentrasi Yahudi. Beliau hanya bisa bersembunyi dibalik dinding, tidak bisa berbuat apa-apa dan menulis kejadian yang dialaminya melalui buku hariannya setelah beberapa waktu. Kemudian buku harian itu dijadikan lagu teater Yidish. Yidish merupakan bahasa kelas atas Jerman, yaitu bahasa Yahudi Ashkenazi. Lagu ini diterjemahkan dari bahasa Yidish yang ditulis Aaron Zeitlin dan dikomposeri oleh Sholom Secunda. Aaron Zeitlin adalah anak dari seorang sastrawan Yahudi, sedangkan Sholom Secunda merupakan komposer Yahudi kelahiran Ukraina yang mengenyam pendidikan di Amerika. Sholom Secunda menerjemahkan lagu itu kedalam bahasa Inggris dengan mengganti kata “Dana” menjadi “Donna”. Kemudian pada tahun 1950-an, lirik lagu ini diterjemahkan kembali oleh Arthur Kevess dan Teddi Schwartz yang kemudian populer setelah dinyanyikan oleh Joan Baez di tahun 1960-an.

Di Indonesia, lagu tersebut menjadi salah satu soundtrack dalam film "Gie" yang dinyanyikan oleh Ira (Sita Nursanti). Dengan adegan duduk di sebuah perkumpulan mahasiswa sambil memetik gitar dan dengan pembawaan lagu yang melankolis, yang membawa para pendengar hanyut ke dalam zona nyaman. lalu dalam sebuah scene dari film "Gie" tersebut, Gie mengucapkan bahwa

“Kalau kita ingin hidup bebas, kita harus belajar terbang”

dari ucapan Gie di atas yang berkaitan dengan lagu “Donna Donna” Joan Baez mengajarkan kita pentingnya harapan dan usaha dalam menentukan tiap jengkal langkah manusia, agar tidak hanya menunggu lalu menerima nasib begitu saja dan pasrah tanpa ada keinginan untuk mengubahnya. Jika kita ingin nasib kita baik, maka harus mengubahnya dari sekarang agar hidup yang kita jalani tidak sia-sia dan lebih bermakna.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’ad ayat 11).


 


 



Penulis          : Ahmadnrdn

Editor             : Faisal F

Lebih baru Lebih lama